mengapa argon merupakan gas inert?
1. Mengapa argon merupakan unsur inert?
Yang dimaksud dengan “gas inert inert” berarti gas-gas tersebut sangat stabil, memiliki reaktivitas yang rendah, dan tidak mudah membentuk senyawa dengan gas. Faktanya, “inersia” dari argon dapat dilihat dari tabel periodik. Argon berada di golongan nol dalam tabel periodik unsur. Kulit terluar suatu atom memiliki delapan elektron, yang membentuk struktur stabil. Sifat kimianya sangat tidak aktif. Argon, hidrogen, neon, kripton, xenon, dan radon juga merupakan gas mulia.
2. Mengapa argon dan helium disebut gas mulia?
Sistem gas inert meliputi argon (Ar), helium (He), neon (Ne), kripton (kr), xenon, (xe) dan radon (Rn), karena sifat kimianya yang tidak aktif, sulit bereaksi secara kimia dengan zat lain, sehingga disebut gas inert. Karena kandungan keenam gas ini di udara kurang dari 1%, maka disebut juga gas mulia.
Dalam bahasa Yunani, argon berarti “malas”, sehingga orang menggunakan kelembaman gas sebagai gas pelindung dalam operasi pengelasan dan pemotongan logam untuk mencegahnya teroksidasi. Kelambanan kimiawi argon juga digunakan dalam peleburan logam khusus. Peniupan dan perlindungan argon merupakan cara penting untuk meningkatkan kualitas baja. Karena gas argon memiliki kepadatan tinggi dan konduktivitas termal yang rendah, mengisinya ke dalam bohlam dapat mengatur ulang masa pakai bohlam dan meningkatkan kecerahan, sehingga gas argon digunakan dalam industri penerangan dan mengisi berbagai pelepasan, dan juga digunakan dalam laser dan pistol semprot hemostasis bedah. Argon dapat digunakan sebagai gas pembawa dalam kromatografi besar.
Helium berarti “matahari” dalam bahasa Yunani. Helium sebelumnya disebut sebagai “materi matahari”. Ini adalah gas industri yang sangat penting. Dengan berkembangnya teknologi tinta ultra-rendah, helium telah menjadi bahan yang strategis dan menjadi semakin penting. Helium digunakan untuk mensimulasikan lingkungan luar angkasa dan meluncurkan roket: helium digunakan untuk membuat senjata nuklir dan bom atom; teknologi deteksi inframerah dan elektronik suhu rendah Penggunaan teknis helium memungkinkannya mencapai sensitivitas tinggi dan presisi tinggi.
3. Apa perbedaan antara gas mulia dan gas inert?
Gas mulia (helium, neon, argon, kripton, xenon, nitrogen,) semuanya merupakan gas inert, bedanya: jumlah elektron pada kulit terluar gas mulia adalah semua (neon 2 terluar), dan tidak bereaksi dengan zat lain.
4. Apa perbedaan antara gas inert dan gas reaktif?
Gas inert adalah helium dan argon, yang tidak bereaksi sama sekali dengan lapisan las cair dan digunakan untuk pengelasan MIG (pengelasan busur gas inert logam). Gas reaktif umumnya mencakup karbon dioksida, oksigen, nitrogen, dan hidrogen. Gas-gas ini berpartisipasi dalam proses pengelasan dengan menstabilkan busur dan memastikan kelancaran pengiriman material ke tempat pengelasan. Jika terdapat dalam jumlah besar dapat merusak lasan, namun dalam jumlah kecil dapat meningkatkan karakteristik pengelasan. Digunakan dalam pengelasan MAG (Pengelasan Busur Gas Aktif Logam).
Gas inert umumnya merupakan gas yang tidak atau hampir tidak mengalami reaksi kimia, seperti nitrogen.
Gas reaktif adalah gas yang mudah bereaksi, seperti oksigen. hidrogen.
Dalam oseanografi, lima gas inert seperti helium, neon, argon, kripton, dan xenon, serta nitrogen disebut gas inert. Juga disebut gas konservatif. Karena distribusi dan variasi gas-gas ini di sebagian besar lautan terutama ditentukan oleh berbagai proses fisik dan pengaruh suhu dan salinitas terhadap kelarutannya. Selain gas-gas di atas, yang secara kolektif disebut sebagai gas reaktif (lihat gas reaktif), gas-gas tersebut juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti biogeokimia.
Nitrogen terlarut di lautan tidak sepenuhnya terkait dengan proses biologis. Beberapa proses biologis dapat mengubah nitrogen menjadi nitrogen organik, dan akhirnya menjadi nitrat. Dalam kondisi anaerobik, nitrogen juga dapat dilepaskan ketika bahan organik dioksidasi dan diurai oleh bakteri.
5. Apa bahaya gas mulia?
Gas inert tidak berwarna dan tidak berbau. Gas inert seperti nitrogen, argon, dan helium umumnya dianggap tidak berbahaya, sehingga pertimbangan keamanannya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Yang terjadi justru sebaliknya. Karena gas inert tidak dapat dikenali oleh indera manusia, maka gas tersebut bisa lebih berbahaya daripada gas beracun dengan bau yang menyengat (seperti amonia, hidrogen sulfida, dan sulfur dioksida), yang dapat dengan cepat dideteksi oleh tubuh manusia bahkan dalam konsentrasi rendah.
Tidak ada tanda-tanda fisik awal dari sesak napas gas inert, sehingga tidak ada petunjuk yang dapat diberikan kepada korban atau orang di sekitarnya. Kekurangan oksigen dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, atau berbicara, namun korban biasanya tidak mengaitkan gejala ini dengan tersedak. Jika kadar oksigen cukup rendah, korban mungkin kehilangan kesadaran setelah beberapa kali bernapas.
Setiap kecelakaan hipoksia serebral memerlukan perhatian medis segera. Namun, korbannya bisa menderita kerusakan otak permanen dan bahkan meninggal. Oleh karena itu, kesalahan umum yang dilakukan rekan kerja adalah mencoba menyelamatkan korban jatuh dengan tangan tanpa terlebih dahulu menilai situasi dan/atau menggunakan peralatan keselamatan (yaitu alat bantu pernapasan mandiri). Bukan hal yang aneh jika intervensi yang tidak direncanakan dengan baik dalam industri dapat mengakibatkan kematian. Menghirup satu atau dua kali berturut-turut gas inert, seperti nitrogen, adalah praktik yang sangat berbahaya dan biasanya membuat korbannya tidak sadarkan diri. Jika kadar oksigen di udara sekitar terlalu rendah, korban bisa meninggal dalam beberapa menit setelah tidak sadarkan diri.
6. Apa saja skenario penerapan gas argon?
1. Pengelasan dan pemotongan: Argon banyak digunakan dalam proses seperti pengelasan busur argon TIG, pemotongan plasma, dan pengelasan berpelindung gas MIG. Argon dapat digunakan untuk melindungi elektroda dari udara selama pengelasan untuk mencegah oksidasi. 2. Penerangan: Pada lampu neon tabung berisi argon dan lampu neon, bila arus listrik melewati lampu tersebut, akan memancarkan cahaya yang terlihat oleh mata manusia, sehingga membuat beberapa tempat terlihat lebih indah dan menarik.
3. Pengisian gas: Gas argon dapat digunakan untuk mengisi komponen listrik dan elektronik untuk melindunginya dari oksigen dan kelembapan, yang secara efektif mencegah kerusakan pada komponen.
4. Pembersihan: Argon dapat digunakan untuk membersihkan komponen dan instrumen elektronik untuk menghilangkan debu dan kotoran.
5. Medis: Gas argon digunakan dalam pembedahan, penunjang pernapasan, dan diagnostik dalam industri medis untuk menjaga jaringan manusia tetap inert saat didinginkan.
6. Kendaraan yang melayang: Argon juga dapat digunakan sebagai fluida kerja pada kendaraan yang melayang, memungkinkan kendaraan yang melayang tersebut meluncur di antara udara dan tanah. Kesimpulannya, argon mempunyai aplikasi dan kegunaan penting di banyak bidang industri dan ilmiah.

